Indosat akan meminta RIM, produsen BlackBerry untuk membangun pabrik di Indonesia.
|
VIVAnews - PT Indosat Tbk (Indosat) memiliki cita-cita untuk menyasarkan perangkat BlackBerry ke level mid-low end. Pada Wireless Enterprise Symposium (WES) 2009 di Orlando-Amerika Serikat pada 5-7 Mei mendatang, Indosat akan meminta vendor perangkat sekaligus penyedia layanan BlackBerry asal Kanada, Research In Motion (RIM), untuk membangun pabrik di Indonesia. Dengan begitu, diharapkan harga perangkat BlackBerry di Tanah Air dapat ditekan hingga sekitar Rp 1 juta per unit.
Keinginan itu disampaikan Group Head Brand Marketing Indosat Teguh Prasetya di sela acara talkshow BlackBerry Day di Menara Jamsostek, Jakarta, Kamis 23 April 2009.
“Punya cita-cita kan boleh saja. Semuanya ada kemungkinan. Seperti BB di Indonesia kan pertama kali disasarkan ke segmen korporat,” kata Teguh. “Belakangan kita pasarkan untuk retail, ternyata booming. RIM bahkan tidak menyangkanya, 'kenapa bisa booming?' Mereka saja bertanya-tanya,” ujar Teguh.
Dibandingkan Amerika Serikat, yang notabene terbilang negara maju, pasar BB yang hype atau booming dinilai wajar. “Mereka kan negara maju, wajar saja perangkat BlackBerry laku kera, daya serap produk hi-end cukup tinggi. Tapi, kalau di Indonesia booming, mereka takjub,” kisahnya.
Lebih lanjut, dia mengaku diundang RIM untuk memaparkan cerita suksesnya ini di WES 2009. “Mereka (RIM) tidak akan stop ide kita. Nanti, bila bertemu RIM, kami akan mengajak mereka untuk membuka pabrik di Indonesia untuk memenuhi derasnya permintaan di sini,” kata Teguh. “Dengan demikian, harga perangkat pun bisa lebih terjangkau.”
Terkait harga perangkat BlackBerry yang diestimasi sentuh harga Rp 1 juta, Indosat tetap mengatakan mungkin. “Ya, itu bisa saja, kenapa nggak. Kemampuannya bisa di-downskill semua, supaya bisa dijangkau ke level low-end,” ucap Teguh. “Dengan begitu kan bisa jadi hape sejuta ummat. Tetapi kita belum tahu momentumnya kapan,” ucapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar